15 Pertanda Bibit Kelapa Sawit Tidak Unggul

Proses seleksi bibit kelapa sawit dilakukan untuk memilih serta membandingkan bibit mana yang lebih unggul dengan kriteria standard dan kualitas tinggi. Bibit yang berkualitas tinggi inilah yang akan menghasilakan pohon sawit lebih kokoh dan buah sawit lebih baik.

Bagi para pengusaha sawit, wajib mengenal bibit mana yang unggul dan mana yang tidak unggul. Untuk itulah dilakukan tahap seleksi agar menemukan calon tanaman sawit yang prima. Proses seleksi ini biasanya dilakukan dengan 3 tahap panjang. Mulai dari tahap perkecambahan, tahap pemantauan keragaman bibit hingga pemilihan bibit yang sehat yang siap dipindahkan ke area perkebunan kelapa sawit.

Pemantauan ini tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, melainkan harus melihat dari pertumbuhan, penyerapan unsur hara oleh tanaman, hingga akhirnya bisa menentukan kriteria tanaman yang unggul dan siap tumbuh dengan baik. Jika tanaman tidak tumbuh dengan baik maka risiko terkena hama atau mati karena hewan perusak sangat tinggi.

Monitoring keragaman bibit pada kelapa sawit biasanya menggunakan standard pengukuran pada bagian vegetatif bibit tanaman sawit pada tiap-tiap batch atau kelompok tertentu. Setiap kelompok dilakukan pengambilan sampel dan diuji agar bisa menentukan seberapa tinggi kualitas bibit tersebut. Pelaksanaan pemantauan/monitoring keragaan bibit pada bibit kelapa sawit telah ditetapkan standar yaitu pengukuran bagian vegetatif bibit tanaman kelapa sawit pada setiap kelompok/batch. Proses bertujuan untuk meminimalisir bibit berkualitas buruk, menjadikan tanaman lebih produktif dan meningkatkan mutu hasil. Agar bisa mengatahui bibit unggul dan tidak unggul, lihatlah 15 pertanda kasat mata yang bisa dilihat siapapun berikut ini. (Rankine, 2000) :

1. Daun berputar
Bibit kelapa sawit yang tumbuh dan berusia beberapa minggu akan terlihat daun berputar atau melengkung jika kualitasnya kurang baik. Biasanya terjadi karena muncul dari atas tanah dengan sudut tertentu hingga vertikal. Bisa juga karena proses kecambah tidak berada pada posisi benar (terbalik) atau akibat kontaminasi herbisida yang berbasis hormon. Kondisi bibit yang memiliki daun berputar sebaiknya jangan dipilih karena tidak akan tumbuh baik dan lebih baik dibuang saja. Jika sudah sejak awal mengalami gangguan seperti ini, kelanjutannya juga tidak bisa diharapkan.

2. Colanate
Daun bibit sawit yang berkerut atau melipat terjadi karena proses penyiraman tidak teratur. Kondisi ini mengakibatkan pertumbuhan terhambat dan penyerapan unsur hara dari tanah tidak maksimal. Daun berkerucut dikenal juga dengan istialh colanate sehingga pekebun kelapa sawit membedakan istilah bekerut dengan menggulung.

3. Daun sempit seperti alang-alang
Disebut juga daun alang-alang lamina yaitu berukuran sempir seperti rumput alang-alang. Kondisi ini terjadi karena kelainan genetis atau karena stress air. Tanaman jenis ini tidak akan bisa tumbuh subur karena keterbatasan untuk berfotosintesis, dan jalan terakhir adalah tanaman harus diafkir.

4. Daun keriput/berkerut
Jika daun berbentuk tidak karuan atau terdapat garis-garis melintang, ini pertanda bibit tersebut tidak unggul. Disebabkan karena penanganan bibit salah atau terjadi karena serangan serangga pada awal perkembangan daun. Jika gejala berat juga bisa diakibatkan karena kelainan genetik dan bibit harus dipisahkan.

5. Daun menggulung Daun menggulung
Daun yang tampak seperti tanduk karena menggulung bisa diakibatkan karena penanganan bibit tidak benar atau serangan serangga. Daun bisa mengalami stres air atau karena kelainan genetik. Pisahkan bibit ini dari yang lainnya.

6. Bibit Kerdil
Meski pada awal perkecambahan terlihat normal tapi lama kelamaan ternyata tanaman tidak bertambah besar atau kerdil, termasuk ciri-ciri dari bibit yang tidak unggul. Hal ini akan menjadikan bibit lebih peka pada penyakit daun berupa (curvularia spp). Meski dapat dipelihara namun sebaiknya jika sangat kerdil diafkir atau dipisahkan saja.

7. Bibit tegak
Bisa jadi daun pada bibit kelapa sawit muncul pada bagian batang yang sempit sehingga dikenal dengan bibit tegak. Biasanya tanaman seperti ini akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan yang lainnya. Kondisi ini diakibatkan karena adanya kelainan genetik. Jika diteruskan menuju perkebunan kelapa sawit, tanaman seperti ini diperkirakan akan mandul dan tidak bisa berbuah, lebih baik diafkir saja.

8. Bibit rata atas
Jika terjadi daun muda yang muncul lebih cepat dibandingkan daun yang tua maka akan terjadi tampak tajuk rata. Kondisi ini juga termasuk dalam kelainan bibit yang tidak unggul.

9. Anak daun tidak pecah
Apabila anda mendapati anak daun tidak membuka dikala bibit berumur 5-6 bulan maka harus segera diberi tanda. Ini bisa jadi salah satu indikasi bibit yang steril atau tidak akan berbuah. Segera lakukan afkir dan pisahkan dengan yang lain.

10. Internod pendek
Internod adalah jarak antara anak daun. Jika jaraknya pendek maka daun juga akan mejnadi pendek. Terjadi karena kelainan genetis dan harus seger diafkir. 

11. Internod lebar
Internod terlalu pendek juga kelainan, internod terlalu lebar juga kelainan karena bibit akan tampak sangat terbuka. Ini terjadi kelainan genetik dan harus segera diafkir.

12. Anak daun sempit
Kelainan genetik lain yang juga bisa terjadi adalah daun yang sempit dan menggulung. Biasanya memiliki sudut sempit pada rakhis dan harus segera diafkir.

13. Khimera
Kondisi ini ditandai dengan daun bibit bergaris dengan warna keputihan, yang terlihat adalah jaringan klorosis. Kondisi ini akan mengakibatkan daun kekurangan klorifil dan tidak bisa melakukan fotosintesis dengan baik. Segera afkir dan pisahkan dari yang lain.

14. Bibit raksasa
Jangan salah, bibit yang terlalu besar bukan berarti unggul. Cirinya dasar pelepah besar dan berwarna keputihan. Biasanya tanaman besar ini memiliki tajuk tegak dan sangat jagur. Diprediksi tanaman dengan kondisi ini akan steril atau mandul dan baru bisa diketahui pada umur 6-8 bulan. Jalan terakhir untuk jenis ini adalah diafkir.

15. Bibit sakit
Penyakit yang paling sering dialami oleh bibit kelapa sawit adalah tajuk (crown diseases), kondisi daun muda akan terpelintir dan membelok. Bahkan bisa juga sampai pucuk busuk dan hanya bisa dideteksi setelah bibit berusia 8-10 bulan. Afkir semua bibit jenis ini. Sedangkan penyakit yang terjadi karena herbisida bisa tampak seperti crown disease dengan rusaknya tajuk. Meski bisa sembuh namun sebaiknya harus diafkir.

Perawatan bibit kelapa sawit cukup sulit dilakukan, melihat banyaknya kasus kelapa sawit yang tidak unggul sejak berkecambah. Lakukan penjagaan pada lingkungan dan harus sangat berhati-hati pada saat menanam dan menyemprot tanaman. Jika tidak maka akan terlalu banyak bibit yang gagal sampai pada perkebunan kelapa sawit.

Merawat komoditas yang satu ini memang harus dilakukan dengan keahlian dan pengalaman yang mumpuni. Karena bibit tidak bisa hanya dirawat sebulan atau dua bulan saja, melainkan sampai satu tahun lamanya. Belum soal pemupukan, penghindaran dari hama, dari hewan sampai pada proses penyiraman yang harus dilakukan dengan tepat. 

Bibit Sawit


Previous Post Next Post

News Feed