Varietas Baru Tembakau Kemloko Temanggung, Jawa Tengah Tahan Penyakit

Tembakau Temanggung


Temanggung, 10/09 (Seotama) Tanaman tembakau merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat di kawasan lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prahu tersebut.

Tembakau dianggap sebagai komoditas utama dan komoditas eksotis mengingat dampak budi daya tembakau sejak dari hulu hingga hilir membutuhkan padat modal dan padat tenaga kerja serta mempunyai multi efek yang luar biasa dalam menggerakkan roda ekonomi masyarakat.

Bagi masyarakat Temanggung, menanam tembakau tidak lepas dari kultur dan budaya yang turun temurun dan ditengarai belum ada tanaman selain tembakau yang mempunyai nilai ekonomi yang setara dengan tembakau.

Hal ini menjadikan masyarakat Temanggung setiap tahun pada musim kemarau menanam tembakau terlepas dari produksi dan hasil yang diperoleh dari panen tahun sebelumnya.

Hal tersebut terbukti bahwa penanaman tembakau hampir dapat dipastikan setiap tahun dibudidayakan oleh petani di Temanggung.

Tembakau merupakan salah satu komditas perkebunan yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Luas areal tanaman tembakau sekitar 200.000 hektare per tahun dengan melibatkan sekitar 6,4 tenaga kerja.

Tembakau Temanggung merupakan bahan baku utama bagi industri rokok kretek karena berperan sebagai sumber pemberi rasa, aroma yang khas serta mengandung kadar nikotin tinggi berkisar 3,3-8,2 persen dengan komposisi dalam racikan rokok berkisar 14-22 persen.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kabupaten Temanggung, Masrik Amin Zuhdi mengatakan sumbangan tembakau Temanggung terhadap total pendapatan petani berkisar 70 hingga 80 persen.

Beberapa industri rokok kretek sangat membutuhkan tembakau Temanggung sebagai bahan racikan utama yang membuat harga tembakau Temanggung lebih mahal dibanding tembakau rajangan lainnya.

Luas areal tanaman tembakau di Kabupaten Temanggung berkisar 14.500 hingga 15.000 per hektare per tahun.

Menurut Amin permasalah budi daya tembakau Temanggung adalah menurunnya daya dukung lahan karena erosi dan berkembangnya intentitas beberapa patogen tanah, yaitu nematoda meloidogene spp, bakteri ralstonia solanacearum, dan jamur phytopthora nicotianae, sehingga lahan ini dikenal dengan lahan "lincat".

Keadaan ini terjadi kemungkinan karena lahan yang terus menerus setiap tahun ditanami dengan tanaman yang sama sehingga terjadi akumulasi patogen tanah. Kondisi ini menyebabkan produktivitas tidak maksimal, rata-rata berkisar 0,58 ton tembakau rajangan kering per hektare.

Berkenaan dengan hal tersebut, katanya Balai penelitian Tanaman Serat dan Pemanis (Balittas) Malang sebagai salah satu institusi yang berkompeten dalam penelitian komoditas tembakau melakukan penelitian dan pengembangan komoditas yang diawali mulai tahun 2001, khususnya tembakau varietas kemloko.

Pertimbangannya varietas kemloko merupakan varietas lokal asli Temanggung dan varietas yang dikehendaki pabrik rokok sebagai sumber pemberi rasa dan aroma yang spesifik untuk bahan baku rokok kretek.

Ia menngatakan perbaikan varietas tembakau Temanggung perlu dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh varietas-varietas unggul baru yang sesuai ditanam di lahan lincat dengan potensi hasil dan mutu lebih tinggi atau sama dengan varietas yang sudah ada saat ini.

Ia menyebutkan perjalanan pemuliaan benih tembakau yang telah dilaksanakan dan banyak ditanam petani selama ini, yakni varietas kemloko 1 dilepas tahun 2001 hanya tahan penyakit nematoda meloidogyn spp, varietas sindoro 1 dilepas 2001 hanya tahan terhadap bakteri ralstonia solanacearum.

Varietas kemloko 2 dilepas tahun 2005 tahan terhadap penyakit nematoda meloidogyn spp dan bakteri ralstonia solanacearum dan varietas kemloko 3 dilepas tahun 2005 tahan terhadap penyakit nematoda meloidogyn spp dan sangat tahan terhadap bakteri ralstonia solanacearum.

"Dengan demikian belum ditemukan varietas tembakau kemloko yang tahan terhadap ketiga macam penyakit tersebut," katanya.

Oleh karena itu, katanya Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung kerja sama dengan Balittas kementerian pertanian untuk memuliakan tanaman tembakau varietas kemloko dengan output tembakau yang tahan terhadap tiga hama penyakit utama tembakau, yaitu penyakit nematoda meloidogyn spp, layu bakteri ralstonia solanacearum, dan jamur phytophthora nicotianeae.

"Kerja sama ini dirintis pada 2013 dengan payung hukum memorandum of understanding (MoU) antara Pemkab Temanggung dengan Badan Litbang Kementeriaan Pertanian pada tahun sebelumnya," katanya.

Proses penelitian untuk pemuliaan tembakau dilaksanakan oleh tim ahli Balittas di Laboratorium Balittas Malang dan uji multilokasi di Temanggung dengan sebaran tanah sawah dan tegal.

Pada 21 April 2017 bertempat di Bogor melalui sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan yang diselenggarakan oleh Dirjen Perkebunan, usualan tembakau varietas kemloko 4 agribun, kemloko 5 agribun, dan kemloko 6 agribun disetujui tim penilai dan pelepasan varietas (TP2V) Dirjen Perkebunan untuk dirilis secara umum.

Ia mengatakan persiapan pelepasan varietas tembakau unggul lokal kemloko 4.5, dan 6 agribun, yakni Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung mengajukan permintaan benih dasar kemloko 4,5, dan 6 agribun dan dipenuhi oleh balittas pada 10 Mei 2017 masing-masing jumlahnya 20 gram.

Kemudian dilakukan penyemaian di lahan Kelompok Tani Karya Peni Dusun Bakungan, Kelurahan Tlogorejo, Temanggung pada 17 Mei 2017.

Selanjutnya dilakukan penanaman tembakau varietas 4.5, dan 6 agribun di demplot seluas 3.000 meter persegi untuk kemloko 4,5, dan 6 agribun di Desa Nampirejo, Kecamatan Temanggung sebagai pembanding varietas kemloko 2 dan 3.

Pemurnian benih tembakau kemloko 4 dan 6 agribun di Kelompok Tani BejoTani Desa Nampirejo, Kecamatan Temanggung dan kemloko 5 agribun di Kelompok Tani Maju makmur Desa Kecepit Kecamatan Selopampang.

Penanaman kemloko 4,5 dan 6 agribun juga dilakukan di media polybag dengan pembanding kemloko 2 dan 3 di Kelompok TaniKarya Peni Dusun Bakungan, Kelurahan Tlogorejo, Kecamatan Temanggung masing-masing 100 polybag.

Masrik menjelaskan varietas kemloko 4 agribun merupakan hasil persilangan kemloko 2 dengan prancak 95, backcross dua kali dan seleksi pedegri, tahan terhadap tiga patogen. Rerata hasil rajangan kering 874,73 kilogram per hektare. Stabil di semua lokasi.

Varietas kemloko 5 agribun hasil persilangan kemloko 1 dengan K 399, backcross dua kali dan seleksi pedegre, tahan tiga patogen. Rerata hasil rajangan kering 799,49 kilogram per hektare. Tidak stabil, unggul di Glapansari dan Losari (lereng Gunung Sumbing).

Kemudian varietas 6 agribun hasil persilangan kemloko 2 dengan K 399, backcross dua kali dan seleksi pedegre, tahan tiga patogen dengan hasil rata-rata rajangan kering 758,65 jilogram per hektare, Tidak stabil, unggul di Bansari dan mangunsari di lereng Gunung Sindoro.

"Kami telah berhasil mengembangkan kemloko 4,5, dan 6 agribun, sudah diuji dan dinyatakan lolos untuk diteruskan kepada masyarakat," katanya.

Ia mengatakan benih kemloko 4,5, dan 6 agribun yang dibiakkan di dua lokasi, yakni di Nampirejo dan Bakungan Tlogorejo, Kecamatan Temanggung, nanti bisa menghasilkan 80 sampai 100 kilogram benih dan bisa ditanam di lahan seluas 10.000 hektare.

Selain tahan terhadap tiga hama penmyakit tersebut, katanya kelebihan kemloko 4,5, dan 6 agribun memiliki postur dan performanya lebih besar, daun lebih panjang lebar bulat, batang lebih kuat.

Ia menuturkan dari sisi produksi bisa menghasilkan lebih banyak, karena daun bisa tumbuh hingga 26 helai sedangkan varietas di bawahnya hanya 20 helai.

Bupati Temanggung, Bambang Sukarno pada peluncuran varietas tembakau unggul lokal kemloko 4,5. dan 6 agribun di Dusun Bakungan, Kelurahan Tlogorejo, Kecamatan Tepanggung pada 7 September 2017, mengatakan varietas kemloko 4,5 dan 6 agribun diluncurkan setelah dinyatakan lolos uji dan petani nanti bisa memperoleh benihnya di Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Temanggung.

Ia mengatakan peluncuran varietas tembakau baru bertepatan pada masa panen tembakau 2017, setelah ditanam untuk diambil bijinya guna dibudidayakan masyarakat.

Ia menuturkan musim tahun ini sangat mendukung untuk budi daya tanaman tembakau. Hal ini dibuktikan dengan kualitas tembakau yang dihasilkan. Hasil dari variets kemloko 4,5, dan 6 agribun di lahan juga bagus.

"Varietas ini lebih baik dibanding pendahulunya, yakni kemloko 1, 2, dan 3 yang diperkenalkan dan ditanam petani dalam 15 tahun terakhir. Semoga varietas baru ini dapat meningkatkan pendapatan petani dan menambah kesejahteraan masyarakat," katanya. (S/An)

Heru Suyitno
Previous Post Next Post

News Feed