Rektor USU Berubah Sikap Terhadap Dosen Bom Pengalihan Isu

Himma Dewiyana Lubis
Himma Dewiyana Lubis

Medan, (Seotama 4/6/2018) – Runtung Sitepu Rektor Universitas Sumatera Utara mengubah sikapnya terkait Dosen USU ‘bom pengalihan isu’ Himma Dewiyana Lubis Dosen Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara tersangka ujaran kebencian.

Pada awalnya ia tampak tegas mendukung kepolisian menangani kasus hukum Himma Dewiyana Lubis. Maka begitu kasus Himma mencuat ke permukaan, ia mencopot staf dosennya itu dari jabatan Kepala Arsip.

Sekarang pun sebenarnya ia masih mendukung proses hukum yang harus dilalui Himma, namun sikapnya melunak melihat sisi lain Himma yang sering sakit, melihat tiga anaknya yang masih kecil-kecil sementara Himma adalah orangtua tunggal. Rasa kemanusiaan mendorong Runtung mengajukan penangguhan penahanan Himma pada Kapolda Sumatera Utara.

Runtung mengatakan Himma sering mengalami sakit di Rumah Tahanan Polda Sumut. Ia juga melihat tiga anaknya masih kecil, memerlukan perawatan orangtuanya. Ia juga menjelaskan berdasarkan laporan rekan-rekannya di kampus Universitas Sumatera Utara, Himma adalah orang baik, tidak pernah tersangkut kejahatan pidana dan paham radikal yang bertentangan dengan pemerintah.

Ia mengaku prihatin dengan kasus yang dialami Himma hingga membuatnya ditahan di Polda Sumatera Utara. Dan ia berharap Kapolda Sumatera Utara dapat mempertimbangkan permohonannya, menangguhkan penahanan Himma. Runtung mengatakan itu semua pada Senin malam (4/6) usai berbuka puasa dan silaturahim di Kampus Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sebelumnya personel Direktorat Krimsus Subdit Cybercrime Polda Sumatera Utara mengamankan Himma Dewiyana Lubis Dosen Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara karena diduga melakukan tindak pidana ujaran kebencian.

Himma ditangkap petugas kepolisian di rumahnya di Jalan Melinjo II Kompleks Johor Permai, Medan Johor, Kota Medan, Sabtu (19/5).

Dosen itu dibawa ke Polda Sumatera Utara karena satu postingan akun Facebook-nya viral hingga mengundang perdebatan hangat pada kalangan netizen dan diduga menyampaikan ujaran kebencian.

Saat itu setelah tiga serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5), Himma Dewiyana Lubis memposting sebuah tulisan yang menyebutkan kalau tiga bom gereja di Surabaya hanya pengalihan isu, skenario pengalihan sempurna, dan #2019 Ganti Presiden.

Setelah postingan viral, Himma yang berlatar pendidikan S2 itu menutup akun Facebook-nya, namun postingan tersebut sudah di-screenshot netizen lain dan dibagikan ke media daring hingga tersebar luas di internet.

Pada penyidik yang memeriksa, Himma mengatakan bahwa ia menulis postingan itu karena terbawa suasana dan emosi. (AF)
Previous Post Next Post

News Feed