Cara Menangkal Hoax ala Penggiat Medsos Independen


Jakarta (SEOTAMA) - Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) di Jakarta menggelar deklarasi melawan penyebaran hoaks menjelang Pemilihan Umum 2019, menangkalnya dengan tepat serta mengajak masyarakat yang telah berhak, menggunakan hak pilihnya alias tidak golput.

Deklarasi dan pemberian pembelajaran cara menangkal hoax (berita bohong) dilakukan di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu, dengan membubuhi tanda tangan di spanduk raksasa, oleh masyarakat yang juga bagian dari warganet, mereka yang aktif bermedia sosial. 

Untuk melengkapi tulisan ini, SEOTAMA juga meminta pendapat ahli SEO Indonesia, Charlie M. Sianipar.

Ketua FPMSI Hafyz Marsha menyampaikan tiga cara untuk melawan hoaks terkait Pemilu 2019 ini, yaitu:

1. Cerna


Hafyz Marsha meminta para warganet, penggiat media sosial untuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang diterima dari media sosial, tapi mencernanya kemudian memastikan kebenaran informasi yang dilihat, ditemukan di internet.

"Ketika dapat informasi lewat aplikasi perpesanan, sebaiknya jangan langsung disebarkan. Kita cari dulu kebenarannya," kata Hafyz.

Hafyz meminta warganet untuk mencari kebenaran melalui mesin pencarian seperti Google apakah informasi itu tersebut berasal dari sumber terpercaya, yang dibuktikan dengan pemberitaan di media-media terpercaya.

Charlie M. Sianipar, ahli SEO (Search Engine Optimization), konsultan SEO di Jakarta, mengatakan, itu sudah tepat, karena produsen hoax, menggunakan teknik merekayasa informasi dan mengoptimasinya agar tampil pada laman utama situs pencari.

Harus dilihat sumber informasi atau sumber berita terpercaya penyaji berita. Diantaranya Detik, Tagar, Tempo dan lain-lain yang juga sering menyajikan berita tentang adanya hoax yang sedang beredar di dunia maya, seperti rubrik yang disajikan Tagar. Pastikan berita yang beredar bukan dibuat oleh situs abal-abal, apalagi blog gratisan yang dibangun kelompok tertentu maupun perorangan pemuja kebohongan.

2. Bertanya
Setelah mendapatkan pesan berantai, cobalah untuk bertanya dengan orang yang tepat di sekitar mengenai kebenaran informasi itu.

Hal lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan bergabung dalam forum diskusi Anti-Hoaks yang banyak tersedia di media sosial Facebook. Melalui forum itu, Anda bisa bertanya dan berkontribusi kepada pengguna lain untuk mencari kebenaran sebuah informasi.

Hal ini juga ditanggapi Charlie, jangan dengan cara bertanya, seolah-olah ingin melakukan verifikasi justru berperan menjadi mata-rantai penyebaran berita bohong. Teknik ini semakin ramai dilakukan penyebar hoax.

Ahli SEO di situs berita Tagar News ini mengatakan, warganet harus bertindak "Click Before Click", polisi kita sangat terampil menemukan pelaku, belum lagi warganet ahli IT banyak yang bekerja secara independen membongkar ujaran kebencian dan mempublikasikannya secara terbuka.


3. Jangan Sebarkan
Jangan menyebar berita atau informasi yang belum teruji kebenarannya. Jika sudah mengetahui adanya pesan bermuatan hoaks, Anda harus berani mengatakan bahwa berita itu bohong kepada orang-orang sekeliling.

FPMSI juga mengajak masyarakat, terutama kaum muda, agar membantu orang tua dalam mengenal dan menyaring berita sehingga tidak terhasut hoaks. Selain melawan hoaks, FPMSI juga mengajak pendukung gerakan ini agar menggunakan hak pilihnya, tidak golput.

"Sayang sekali, teman-teman yang sudah punya hak pilih tapi golput. Suara kita berarti untuk kemajuan Indonesia ke depannya," kata Hafyz kepada media.
Previous Post Next Post

News Feed