WeChat dan Douyin adalah Aplikasi Paling Populer di Tiongkok selama Liburan

Wechat

Selama perayaan Tahun Baru Imlek baru-baru ini, Tiongkok melihat serangkaian aplikasi yang mendominasi lanskap digital. Raksasa seperti Tencent dan ByteDance memimpin upaya ini, menarik perhatian dan penggunaan data jutaan orang. 

Ketika keluarga berkumpul dan teman-teman terhubung kembali, platform seperti Douyin (mitra TikTok di Tiongkok), WeChat, Kuaishou, Tencent Video, dan Jinri Toutiao menjadi alat penting untuk komunikasi dan hiburan.

Aplikasi ini tidak hanya populer; hal ini sangat penting karena menyumbang lebih dari tiga perempat lalu lintas data seluler selama sembilan hari libur.


Dilansir dari Gizmochina, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) menyoroti tren ini dan menandai pertama kalinya mereka merilis peringkat tersebut untuk periode Tahun Baru Imlek.

Tencent dan ByteDance, dengan masing-masing dua entri di lima besar, menunjukkan dominasi mereka yang berkelanjutan di pasar. 

Sebagian besar platform ini telah ada selama satu dekade atau lebih, membuktikan bahwa nama-nama besar masih berpengaruh di masyarakat melek teknologi di Tiongkok. 

Douyin, yang termuda di antara mereka, dengan cepat menjadi terkenal sejak diluncurkan hampir delapan tahun lalu.

Menariknya, laporan tahun ini berbeda dengan tren tahun-tahun sebelumnya, seperti lonjakan transaksi paket merah digital melalui Alipay pada tahun 2021 dan pertumbuhan penjualan JD.com yang signifikan pada tahun 2019. Pergeseran ini menggarisbawahi perubahan kebiasaan digital konsumen Tiongkok.


Para ahli mencatat tantangan dalam memperkenalkan aplikasi terobosan di pasar yang dipenuhi pemain berpengalaman. 

Namun, potensi inovasi masih ada, khususnya di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan teknologi extended reality.

Di tengah tren ini, aplikasi terus berkembang. WeChat berekspansi ke video pendek, sementara Douyin dengan ambisius mengincar pertumbuhan e-commerce, menargetkan peningkatan signifikan dalam volume barang dagangan kotor (GMV) saluran belanja online-nya. 

Strategi ini mencakup persaingan harga, tantangan langsung terhadap platform seperti Pinduoduo, yang terkenal dengan penawarannya yang ramah anggaran. [seoTama]
Previous Post Next Post

News Feed