Peran Media Digital Untuk Kemajuan Pariwisata


Jakarta, 3/4 (Seotama) - Perkembangan teknologi yang sangat pesat mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir manusia dalam kehidupannya sehari-hari.

Kemajuan teknologi masa kini telah mengubah secara keseluruhan industri pariwisata melalui media digital. Dalam beberapa tahun terakhir, media digital telah berkontribusi dalam mempromosikan tujuan atau objek wisata. Media mempunyai peranan krusial dalam pertumbuhan dan kemajuan pariwisata, salah satunya dengan menyampaikan informasi secara mendalam tentang objek-objek wisata yang dibutuhkan oleh turis domestik maupun mancanegara.

Di era kemajuan teknologi, ada perubahan perilaku para turis, dimana mereka menginginkan lebih banyak informasi mengenai objek wisata.

Turis atau konsumen lebih aktif mencari informasi di media sosial sebelum mereka berlibur ke suatu tempat. Setelah mereka berlibur, para turis seringkali membagikan pengalamannya mengenai hotel, restoran, maskapai penerbangan, dan objek wisata.

Kementerian Pariwisata mencatat pada periode Januari hingga Oktober 2017 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mengalami pertumbuhan 24 persen dibanding periode yang sama pada 2016.

Dengan capaian tersebut, Indonesia masuk dalam 20 besar sebagai negara-negara dengan pertumbuhan tertinggi.

Sementara itu, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia tahun 2017 mencapai 14,04 juta orang atau naik 21,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 11,52 juta. Meskipun demikian, jumlah itu masih di bawah target junjungan wisman 2017 yang mencapai 15 juta orang.

Kementerian pariwisata menargetkan wisatawan mancanegara tahun 2018 mencapai 17 juta orang atau tumbuh sekitar 20 persen. Sementara target wisatawan keseluruhan mencapai 22 persen.

Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Rizki Handayani Mustafa mengatakan media digital dapat menumbuhkan daya tarik pariwisata akibat adanya akses informasi yang mudah diperoleh lewat media sosial.

Perkembangan media digital yang melanda seluruh lapisan masyarakat, mampu menumbuhkan objek wisata yang terpendam menjadi semakin dikenal dunia. Akses informasi yang bagus dapat memudahkan wisatawan menjangkau objek wisata yang ada, ujar dia.

Apalagi saat ini bandara-bandara baru berstandar internasional sudah beroperasi untuk menunjang aksesibilitas turis mancanegara yang ingin ke Indonesia.

Nusantara memiliki potensi tujuan wisata yang sangat luar biasa, mulai dari alam, pantai, laut, gunung, dan lain-lain. Karena itu, generasi muda Indonesia harus mengunggah sesuatu yang bagus dan unik tentang objek wisata Indonesia di media sosial mereka.

Saat ini, lanjut dia, sektor yang tepat untuk dikembangkan adalah sektor pariwisata, selain pembangunan ekonomi, sosial dan budaya.

Pariwisata itu tetap tumbuh, di dunia itu tumbuh sekitar 5-6 persen, sedangkan di Indonesia pertumbuhan itu mencapai 22 persen, kata dia. Sementara itu, peneliti pada "Center for Indonesian Policy Studies" (CIPS) Novani Karina Saputri mengatakan Indonesia akan segera menyongsong bonus demografi pada 2030.

Melimpahnya jumlah penduduk usia produktif tentu merupakan hal yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan capaian-capaian positif di berbagai bidang. Namun jumlah penduduk usia produktif yang melimpah saja tidak cukup untuk memaksimalkan bonus demografi. Penguasaan teknologi juga harus ditingkatkan untuk mendukung upaya tersebut.

Novani mengatakan bonus demografi akan maksimal kalau para penduduk usia produktif tersebut memiliki kesehatan yang layak, pendidikan dan keterampilan yang memadai. Hal lain yang tidak kalah penting adalah lapangan pekerjaan yang mampu memanfaatkan potensi mereka. Lapangan kerja itu harus menyesuaikan kondisi yang ada. Kalau digitalisasi semakin maju, maka mereka dituntut untuk beradaptasi dan menguasai perkembangan teknologi digital seiring dengan era digitalisasi yang semakin modern.

Penguasaan teknologi digital adalah salah satu hal yang masih terbilang minim di Indonesia. Hal inilah yang harus diantisipasi dan diselesaikan oleh pemerintah menjelang bonus demografi. Kalau kemajuan tekologi tidak dibarengi dengan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi tersebut, maka Indonesia dikhawatirkan hanya akan menjadi penonton dan pangsa pasar produk asing.

Perkembangan teknologi digital memunculkan banyak peluang ekonomi bagi masyarakat. Misalnya saja kini sudah banyak orang yang memanfaatkan platform sosial media untuk berjualan atau menawarkan jasa. Ke depannya hal ini akan semakin berkembang dan menampilkan banyak peluang, kata dia.

Bonus demografi adalah keadaan di mana populasi usia produktif lebih banyak dari usia nonproduktif. Indonesia sendiri diprediksi akan mengalami puncak bonus demografi pada 2030. Melimpahnya jumlah tenaga kerja usia produktif diharapkan bisa menggerakkan roda perekonomian dan membawa Indonesia menjadi maju.

Sementara itu kini Indonesia adalah pasar potensial ekonomi digital. Hal ini diperlihatkan dengan adanya peningkatan kontribusi pasar digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 10 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016, kontribusi pasar digital terhadap PDB Indonesia adalah 3,61 persen.

Jumlah ini kembali meningkat menjadi 4 persen pada tahun 2017. Novani mengatakan, jumlah ini diperkirakan akan mengalami kenaikan di 2018 yaitu sebesar 8 - 10 persen. Untuk itu, penguasaan teknologi digital harus diadaptasi oleh masyarakat Indonesia.

Dalam pertemuan dengan para CEO Selandia Baru di The Majestic Centre, Wellington, Selandia Baru, Senin (19/3), Presiden Joko Widodo mempromosikan transformasi ekonomi digital di Indonesia.

Presiden menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia tengah bertransformasi setelah sekian lama bergantung pada ekspor komoditas mentah, kini ekonomi Indonesia berjalan mengikuti tren, seiring dengan bangkitnya ekonomi digital dan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah. (An/Aziz Kurmala)

Previous Post Next Post

News Feed