Kenakalan Denny Siregar Saat Remaja

Denny Siregar


Jakarta - Pegiat media sosial Denny Siregar seperti urat syaraf takutnya sudah putus. Bisa dilihat di Facebook dan Twitter, ia begitu bebas merdeka mengungkapkan isi pikiran. Tidak segan menyebut nama pihak-pihak lain yang bisa saja dibuat merah telinganya. Bukan sekali dua kali Denny Siregar dilaporkan ke polisi akibat unggahannya di media sosial.

Sebut saja pada Kamis, 27 September 2018, Denny Siregar dilaporkan ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri oleh kelompok menamakan diri Aliansi Santri Indonesia. Denny dilaporkan dengan tuduhan melakukan tindak pidana ujaran kebencian karena mengunggah video pengeroyokan suporter di Bandung.

Selanjutnya pada Selasa, 16 Juli 2019, Denny Siregar dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri oleh anggota DPD RI asal Aceh Fachrul Razi. Denny dituduh menyebarkan video berkonten merendahkan harkat dan martabat rakyat, ulama, dan Islam di Aceh.

Berikutnya pada Jumat, 27 September 2019, Denny Siregar dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh perwakilan lembaga swadaya masyarakat Jakmove. Denny dilaporkan setelah mencuit soal ambulans berlogo DKI Jakarta yang membawa batu dalam demonstrasi. Ia dituduh menyebarkan hoaks.

Semua kasus itu hingga kini seperti menguap begitu saja, karena polisi tidak menemukan bukti cukup untuk memprosesnya lebih lanjut. Denny Siregar bukannya takut, malah mengumumkan pihak-pihak yang melaporkannya ke polisi tersebut di laman Facebook. Ada yang mencurigainya kebal hukum karena ia pendukung berat Presiden Jokowi. Jika kepo tentang tulisannya, boleh baca di Tagar, salah satunya di sini, bertajuk Denny Siregar Setuju Koruptor Dihukum Mati.

Ternyata gen keberanian atau 'kenakalan', mental penyerang sudah terbentuk pada diri Denny Siregar sejak masa sekolah. Denny Siregar pada masa remaja ternyata tukang berantem. Menang berantem baginya adalah sebuah kebanggaan. Kalah artinya memalukan Suku Batak. Denny Siregar, ayah ibunya asli Batak.

Denny Siregar pada masa duduk di bangku sekolah menengah atas negeri di Jakarta Barat, ia berkelompok dalam geng sesama anak nakal, berantem dengan geng anak nakal lain di dekat WC sekolah.

"Dulu tuh berantem buat anak SMA itu suatu prestige lah ya. Biasanya aku berada di pihak yang menang. Enggak pernah namanya kalah. Aku malu dengan marga kalau kalah. Aku sebesar-besarnya lawan, salah satu strategiku adalah menyerang duluan," cerita Denny Siregar kepada Tagar dalam tulisan berjudul Titik Balik Denny Siregar, Minggu, 8 Desember 2019.

Strategi menyerang duluan ia lakukan ketika membaca bahasa tubuh lawan menunjukkan sikap menggertak, mengintimidasi. "Sebelum mereka menyerang sudah aku pukuli duluan, enggak tahu benar atau salah pokoknya pukulin. Dan aku sering dihukum di dekat tiang bendera."

Ia berdiri berjam-jam di bawah terik matahari menyengat. Hukuman lain, kadang ia disuruh berdiri di depan kelas. "Tapi itu malah jadi sebuah prestasi. Bukan jadi malu. Akhirnya orang-orang takut kan. Itu prestasi."

Denny Siregar pada masa itu juga mengalami rasanya dipalak kakak-kakak kelas. Ia yang hanya mendapat uang saku pas-pasan dari orang tua, berpikir keras bagaimana menghentikan ulah kakak-kakak kelasnya itu.

Ia mengambil senjata tajam berupa rencong di lemari pakaian ayahnya, menyimpannya di dalam tas.

"Aku bawa ke sekolah hanya supaya mereka berhenti memalak. Untuk menakut-nakuti saja sih sebenarnya, karena aku juga enggak berani memakainya. Ketika itu yang penting adalah menyebarkan propaganda kepada yang lain-lain bahwa gue bawa rencong, jangan macam-macam," tutur Denny Siregar.

Hari demi hari Denny Siregar sukses menyelamatkan dirinya dari gangguan kakak-kakak kelas. Sampai akhirnya suatu hari sepasukan polisi mendatangi sekolahnya yang terkenal karena siswa-siswanya sering terlibat tawuran. Rencong dalam tas Denny Siregar ditemukan polisi. Denny Siregar dikeluarkan dari sekolah tersebut. []
Pena Digital

Pena Digital, akun blogger digunakan untuk mengelola beberapa blog, sajikan konten menarik yang kekinian, sebagian tayang di Benhil dan seoTama dengan informasi yang bernas dan mencerahkan.

Previous Post Next Post

News Feed