Alat Pendeteksi Virus Corona

Berita Virus Corona


Wabah baru yang berasal dari Wuhan (2019-nCoV atau virus corona) telah menjadi biang masalah besar di seluruh dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO), bahkan telah menetapkan status wabah virus corona sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atau KKMMD.Virus Corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan yang menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, hingga menyebabkan kematian. 2019-nCoV adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia.

Wabah tersebut tidak hanya menyebar di daratan China tetapi telah menginfeksi ratusan orang lain di luar termasuk ke kawasan Asia Tenggara. Beberapa yang sudah terkena wabah virus mematikan ini adalah Tiongkok (9.658), Thailand (14),  Hong Kong (12), Jepang (11), Singapura (10), Australia (9), Taiwan (9), Malaysia (8), Macau (7), Korea Selatan (6), Amerika Serikat (6),Prancis (5), Jerman (4), Uni Emirat Arab (4), Kanada (3), Italia (2), Vietnam (2), Kamboja (1), Finlandia (1), India (1), Nepal (1), Filipina (1), dan Sri Lanka (1).

Hal yang mengeherankan, Indonesia yang merupakan salah satu negara terbesar dan terpadat di kawasan Asia Pasifik belum melaporkan satu pun kasus positif virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khawatir Indonesia tidak bisa mendeteksi virus tersebut. 

Kekhawatiran ini muncul setelah laporan media Australia menyatakan bahwa Indonesia belum memiliki alat pendeteksi virus corona nCoV terbaru. Namun,  anggapan itu di tepis oleh Kemenkes pada konfresi pers Kemenkes. Menurutnya Achmad Yurianto, telah melakukan double check di pintu masuk Indonesia, baik pelabuhan darat maupun laut.


Selain itu, Kemenkes juga menggunakan alat deteksi pan-Corona dan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) yang bisa langsung mendeteksi virus corona. PCR tersebut diklaim sebagai alat baru yang digunakan Litbangkes untuk mendeteksi keberadaan n-CoV 2019.  

Selain itu, ia juga menyatakan bahwa timnya selalu berkoordinasi dengan WHO terkait perkembangan virus Corona . Badan Kesehatan Dunia ini takut Indonesia tidak bisa mendeteksi virus tersebut, padahal beberapa negara tetangga sudah melaporkan beberapa kasus orang yang terjangkit virus Corona.  Hingga Senin, 10 Februari tercatat ada 40.500 lebih kasus infeksi dan menyebabkan 910 orang meninggal dunia.

Dalam konfresi persnya, ia juga menyatakan, Kementerian Kesehatan telah bekerjasama dan berdiskusi banyak dengan tiga institusi yang dianggap mampu memeriksa virus novel corona dengan baik di Indonesia. Ketiga institusi tersebut adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Balitbangkes, Lembaga Eijkman di Jakarta dan Lembaga Penyakit Tropis di Universitas Airlangga, Surabaya.

Tiga lembaga itu telah memiliki sertifikasi Biosecurity Level 2 dan 3 dari WHO. Yuri mengatakan, pemeriksaan tidak bisa dilakukan kesemua orang. Metode yang digunakan adalah pengambilan sampel lendir dari saluran pernapasan yang di ambil dari bagian mukosa (bagian dalam kulit) pada pasien. Pengambilan itu diambil dari penderita yang mengalami  Influenza berat, panas badan yang disertai gangguan pernapasan dan batuk.

Dalam hal ini hanya pasien dengan kondisi bersih mendukung dan kemudian dilanjutkan dengan swab sampel lendir. Kemenkes juga menegaskan. Sampai saat ini telah masuk 62 spesimen dengan hasil laboratorium yang menunjukan 59 spesimen dinyatakan negatif dan tiga spesimen lain masih dalam proses observasi lebih lanjut.

Dari penelitian itu hingga saat ini Indonesia masih dinyatakan bebas wabah virus Corona. Rangkaian proses yang dilakukan sudah sesuai standar WHO.

Pena Digital

Pena Digital, akun blogger digunakan untuk mengelola beberapa blog, sajikan konten menarik yang kekinian, sebagian tayang di Benhil dan seoTama dengan informasi yang bernas dan mencerahkan.

Previous Post Next Post

News Feed